Kamis, 31 Januari 2013

FILOSOFI BATU BATA PERADABAN





A.    Prolog: Manusia Dan Peradaban
Bismilahirrahmanirrahim...

وَتِلْكَ اْلأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَآءَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِيْنَ (آل عمران : 140)
“Demikianlah hari-hari itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar memperoleh pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” (QS Ali Imran : 140)

Laksana aliran air, detak dan detik aliran waktu akan terus berjalan tanpa mampu dihentikan oleh siapapun, terkecuali atas kuasa dari Sang Pencipta, Alloh SWT. Sejak Nabi Adam AS turun dari Syurga ke bumi, semenjak itu pulalah peradaban manusia dimulai.
Dengan terbantahnya teori abiogenesis ala Aristoteles dan Teori Evolusi dari Charles Darwin, bak seorang bayi, peradaban manusia juga dimulai dari hal yang sangat sederhana. Bagaimana manusia harus mencukupi kebutuhan hidupnya, memperbanyak keturunan dan bersosialisasi, dari kelompok-kelompok nomaden, manusia mulai hidup menetap. Dari hidup menetap, manusia membangun pedesaan, lalu membangun kota, sampai memperluas wilayah kekuasaan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan hawa nafsunya.
Peradaban yang melekat erat dengan peristiwa jalan panjangnya manusia adalah dinamika yang mewarnai bagaimana khalifah-khalifah dibumi Alloh mewariskan amanat sebagai keturunan Nabi Adam.
Peradaban besar yang pernah lahir dimuka bumi pernah dicatat dalam sejarah.
Bangsa-bangsa legendaris yang terkenal dengan kebesaran dimasa mereka masing-masing, seperti bangsa Sparta yang mengaku keturunan dari Dewa Hercules, bangsa Lumeria, Peradaban Mesopotamia ditepi sungai Eufrat dan Tigris, di Asia dan Eropa. Bangsa Inca dan Maya yang yang menghiasi benua Amerika, hingga peradaban misterius seperti Atlantis bila memang itu benar adanya.
Lalu kita pernah mengenal banyak imperium besar yang pernah disaksikan dunia. Tengok kisah Alexander dari Macedonia, yang kekuasaannya membentang dari Eropa, Afrika, hingga India. Pernah juga manusia mengenal Imperium Romawi yang menguasai Eropa, Afrika dan sebagian Asia kecil selama hampir 700 tahun. Beranjak ke Asia, dinasti Qin pernah menguasai hampir seluruh daratan China. Lalu kisah epik dari seorang Panglima Mahapatih Gadjah Mada yang dengan ‘Sumpah Palapa’ yang dia ikrakan menjadikan Majapahit di Trowulan Mojokerto menjadi salah satu imperium besar yang pernah dimiliki Asia.  Selayaknya, manusia dan peradaban tidak akan pernah terpisahkan.

B.     Kenapa BATU BATA PERADABAN
Batu bata. Sekilas bila terdengar ditelinga, mungkin yang terlintas adalah suatu bahan material yang menjadi salah satu elemen penting dalam membuat sebuah bangunan. Namun adakah kita mengetahui cara atau proses pembuatan batu ini?
Proses pembuatan batu bata apabila kita kaitkan dengan falsafah hidup manusia secara proses dan tujuan manusia hidup dalam dakwah, maka proses pembuatan batu bata mengandung makna filosofis yang amat dalam. Maka simak bagaimana batu bata ini dibuat yang kita kaitkan dengan jalan dakwah yang menjadi kewajiban bagi manusia:

1.      Filosofi Tanah
 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Albaqarah: 30)

“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah : 7)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk“. (QS. Al Hijr: 26)

Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Alloh SWT dari segumpal tanah, yang kemudian Dia hembuskan ruh kedalam jasad. Pun dengan Batu Bata. Tanah liat bukan sembarang tanah liat. Hanya tanah liat pilihan yang bisa dicetak untuk menjadi batu bata.
Jalan dakwah adalah jalan yang istimewa, seolah selektif, tidak semua individu diberikan kesempatan oleh Alloh SWT  untuk menikmati, bahkan mencicipi jalan yang panjang dan penuh dengan rintangan ini.

2.      Filosofi Seleksi
Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (QS Ali Imran: 146)

Dakwah adalah sebuah jalan yang istimewa. Tidak semua orang yang beruntung tersadarkan hatinya untuk menjadi bagian dalam jalan ini. Dakwah sebagai jalan yang menuntut berbagai macam pengorbanan, keikhlasan bukanlah jalan yang mudah. Jiwa, raga, harta, air mata, bahkan darah kadang harus tertumpah demi jalan ini.
Sebagaimana karakteristiknya, dakwah merupakan amalan panjang yang penuh hambatan dan rintangan. Perjalanan dakwah bukanlah perjalanan yang bertabur bunga dan penuh penghargaan. Justru sebaliknya, dakwah adalah jihad dan pengorbanan seseorang. Segala bentuk pengorbanan dituntut dari seorang yang ingin berdakwah, mulai dari waktu, harta dan jiwa.
Semuanya menjadi konsekwensi yang harus diberikan saat seseorang telah menyatakan dirinya siap untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Dakwah jauh lebih penting ketimbang diri si pendakwah itu sendiri. Tegak serta berdirinya hukum-hukum Allah dan izzatul muslim atau harga diri ummat Islam merupakan orientasi mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Lalu katikan dengan proses pembuatan batu bata. Seperti yang tertulis diatas, tanah liat yang digunakan untuk membuat batu bata tidak sembarangan. Pengrajin harus memilih tanah liat yang baik dan pantas digunakan untuk batu bata. Inilah seleksi tahap pertama. Dari sekian juta kubik tanah liat, hanya sekian kubik yang bisa dicetak. Selayaknya manusia, dari milyaran manusia dimuka bumi, tidaklah sampai setengahnya diberi kesempatan masuk untuk dibina atau dicetak untuk mengarungi jalan dakwah.
Lalu seleksi tahap kedua adalah, ketika batu bata sudah dimasukan kedalam cetakkan, maka proses selanjutnya adalah penjemuran. Panas matahari adalah ujian. Dalam proses ini tidak sedikit batu bata dalam cetakkan pecah dan tidak mengeras dengan baik karena panas matahari. Lalu setelah seharian dijemur, maka proses selanjutnya adalah pembakaran. Batubata-batubata yang telak terbentuk dalam cetakkan wajib dibakar, agar warnanya memerah dan semakin padat. Namun sekali lagi, dalam proses pembakaran ini, batubata-batubata yang tidak tahan dalam panasnya api akan hancur dan pecah. Inilah seleksi tahap ketiga.
Demikian juga dengan jalan dakwah, onak dan duri sebagai ujian, sebagai ajang seleksi, apakah manusia kuat dalam mengarungi jalan ini atau tidak.  Ujian demi ujian akan Alloh SWT berikan kepada hambaNya, siapa yang ikhlas  berjuang, untuk mengetahui ketahanan dan keimanan hamba.
Alloh SWT berfirman:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut : 2 – 3)

3.      Filosofi Ukhuwah
Dan yang terakhir adalah ketika batubata-batubata telah jadi dan siap digunakan untuk membangun sebuah bangunan. Batubata-batubata yang telah jadi dikirim kepada pembeli disuatu tempat. Biasanya menggunakan mobil bak terbuka atau truk.
Perjalanan panjang, tak selamanya jalan yang dilalui si mobil mulus. Ada jalan naik turun, jalan yang berlubang, berkelok-kelok dan sebagainya, membuat batubata-batubata dalam bak goyah. Ikatan tali yang kurang keras akan membuat sebagian batubata jatuh ditengah jalan, sehingga tertinggal dari batubata-batubata yang lain yang terus melaju.
Salah satu karakteristik dakwah adalah bersifat tu’ul zaman atau sepanjang zaman. Tak jarang ditengah jalan karena ikatan ukhuwah yang kurang, atau sudah tak kuat lagi dengan berbagai ujian dan terlalu lelah mengarungi jalan ini, kembali para kader-kader dakwah berguguran.
Disinilah selain pentingnya ukhuwah. Dalam dakwah, apalagi dalam jama’ah, ukhuwah menjadi sebuah elemen penting. Kekuatan sentral yang menentukan keberhasilan dakwah atau tidak. Perjalanan yang panjang nan melelahkan fungsi ukhuwah sebagai ajang untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, saling berbagi suka dan duka.
Apabila ada saudara yang lelah, futur, bahkan kecewa, sebagai saudara yang selayaknya saling mencintai karena Alloh selayaknya kita kembali merangkul mereka. Kembali menguatkan mereka, kembali meyakinkan mereka bahwa sakit, lelah bahkan kecewa adalah sunatullah dalam dakwah. Pegang erat kembali tangannya, untuk kembali melangkah bersama.
Alloh SWT berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ }الحجرات
"Sesungguhnya mukmin itu bersaudara" (Surah al-Hujuraat:ayat 10)

4.      Filosofi Keikhlasan
Batubata-batubata yang telah sampai ketempat pembuatan bangunan akan segera disusun. Pekerja, satu demi satu menyusun bangunan tersebut dengan batubata sebagai fondasi utama untuk menyokong agar bangunan itu kuat dan kokoh. Lalu terbentuklah sebuah bangunan.
Namun apakah pekerjaan sudah selesai? Tentu saja belum. Untuk menghias dan memperindah bangunan, maka bangunan itu tentu harus dicat dengan warna yang indah. Namun bukankah dengan ditutupi semen untuk kemudian dicat, maka batubata-batubata tersebut jadi tertutupi dan tidak terlihat?  Tetapi batubata-batubata tersebut tetap diam. Demi membuat bangunan itu terlihat indah, maka mereka ikhlas diri mereka tidak terlihat.
Begitulah seharusnya kader-kader dakwah. Kerja keras, perjuangan, dan segala kelelahan bukanlah semata-mata untuk mencari pujian atau dipandang hebat oleh sesama manusia, namun hanya untuk mencari ridho Alloh. Dakwah ini diperlukan keikhlasan. Andai saja batubata tersebut tidak mau ditutupi, atau ada sebagian batubata yang ingin dilihat oleh manusia bahwa dirinyalah yang paling berperan membuat bangunan tersebut kokoh, maka akankah bangunan tersebut terlihat indah?
“Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162)
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran ini kepadamu (wahai Muhammad) dengan membawa kebenaran; oleh itu hendaklah engkau menyembah Allah dengan mengikhlaskan segala ibadat dan bawaanmu kepadaNya.” (Az-Zumar: Ayat 2)

Bila bangunan yang dibangun dari batubata-batubata yang terbuat dari proses yang demikian panjang itu kita analogikan sebagai sebuah peradaban islam dan kader-kader dakwah adalah batubatanya, maka dapat kita ambil kesimpulan, bahwa hanya batubata-batubata pilihan yang dapat menjadi sebuah bangunan yang kokoh.
Kader dakwah yang melalui berbagai ujian, rintangan yang menghadang dalam dakwah. Kader-kader yang sudah merasakan pahit, manis, suka, duka. Lelah, futur, kecewa. Mereka yang telah mengorbankan segalanya untuk dakwah, sebagai mahar menuju syurga. Mereka yang telah menjual diri mereka kepada Alloh, agar Alloh memberikan syurga untuk mereka. Mereka itulah batubata yang mampu menjadi fondasi utama dalam sebuah bangunan peradaban.
Bangunan Peradaban Kejayaan Islam, yang dibentuk dari berbagai macam karakteristik kader, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan mereka, mereka berjamaah, saling mencintai karena Alloh SWT. Kesamaan visi, misi mereka, kesamaan langkah, detak jantung dan denyut nadi yang senada seirama. Individu-individu yang berbeda inilah yang sekarang atas izin Alloh, berkumpul bersama dalam sebuah jama’ah yang membawa sebuah misi mulia dan cita-cita besar untuk kebangkitan islam.
Batubata-batubata peradaban baru, Arruhul jadid, yang kini berhimpun bersama dalam sebuah barisan indah bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Untirta, dalam kabinet BATU BATA PERADABAN.
Maka dunia, sambutlah kami. Biar kami torehkan sebuah tinta emas yang kelak akan dikenang dunia. Biar jejak-jejak kami terukir dibumi Alloh, dan meninggalkan cerita yang kelak akan dikenang oleh junior-junior kami hingga bertahun-tahun mendatang.


Sabtu, 26 Januari 2013
Ketua Umum KAMMI Untirta 12-13
Kabinet Batu Bata Peradaban
-Kahfi Yunus
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 

KAMMI Komisariat Untirta - Copyright  © 2012 All Rights Reserved | Design by OS Templates Converted and modified into Blogger Template by BTDesigner | Back to TOP