(buku: Fiqih Dakwah Mushthafa Masyur)
Islam tidak menghendaki kekalahan dan kelemahan umat dalam menghadapi musuh serta kenyataan. Karena itu, Islam mewajibkan umatnya bangkit dari kejatuhan, bergerak dan berjuang serta berkorban untuk mengembalikan eksistensi yang hakiki.
A. Kewajiban Beramal Jama’i
Islam sama sekali tidak menghendaki kelemahan umatnya dan ketakutan pada musuh, maka ia mewajibkan umatnya bangkit dari kejatuhan. Setiap muslim wajib berusaha mewujudkan dan menegakkan kembali Daulah Islamiyah ‘Alamiyyah, suatu negara Islam yang bersifat internasional. Oleh karena itu perjuangan melalui amal jama’i harus rapi dan kokoh. Amal jama’i telah dicontohkan rosulluloh sejak dulu sebagai salah satu prinsip gerakan islam.
Dalam pergerakannya, satu jamaah tidak mungkin bergerak tanpa pemimpin yang mengatur seluruh gerakannya, menentukkan tujuan dan sasaran serta saran, mengawasi dan mengontrol pelaksanaan programnya serta menghapus perselisihan yang timbul. Oleh karena itu anggota jama’ah harus taat dan mengikuti arahannya.
Pemimpin ibarat kepala bagi tubuh. Ia merupakan lambang kekuatan, persatuan, keutuhan, dan disiplin shaff. Rosululloh juga mengingatkan agar tidak memberikan jabatan tertentu kepada orang yang memintanya dengan ambisius. Sebab jabatan dalam dakwah bukan seperti jabatan dalam urusan keduniaan, pemerintahan atau oragnisasi lain yang hanya mengejar jabatan, kekuasaan, pengaruh, harta dan sebagainya. Pimpinan dalam jamaah adalah amanah dan tanggung jawab yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh SWT di hari kiamat.
Hasan Al-Banna mengatakan, “Kedudukan pimpinan dalam dakwah Ikhwanul Muslimin adalah sebagai ayah dalam kaitan hati, sebagai guru dalam kaitan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, sebagai syaikh dalam kaitan pendidikan ruhani dan sebagai pimpinan dalam mengendalikan policy umum dakwah. Dakwah kita memadukan semua pengertian tersebut.”
Pimpinan dan anggota memiliki hubungan timbal balik. Seberapun kuat pemimpinnya namun anggotanya lemah, ia tetap tidak bisa menjalankan programnya secara optimal. Sebaliknya, sekuat apapun anggotanya namun pemimpinnya lemah, memungkinkan penggantian pimpinan dan pemilihan baru dari kalangan mereka sendiri.
Rosululloh mendidik generasi muslim pertama dengan Al Quran di madrasahnya. Mereka menjadi tiang dan fondasi kuat bagi tegaknya Daulah Islamiyah. Imam Hasan Al-banna pun menerapkan manhaj dan uslub ini dengan tujuan mempersiapkan anggota jamaah yang berangsur-angsur melalui tahap pengenalan, pembentukan, dan pelaksanaan. Ia menetapkan ciri muslim yang mesti dipersiapkan yaitu muslim yang lurus aqidahnya, benar ibadahnya, berakhlak mulia, mampu bergerak dan berjuang, disiplin dalam segala hal, menjaga waktunya, bermujahadatunnafs, dan memiliki faktor asasi sebagai pejuang muslim.
B. Amanah dan Tanggung Jawab Pemimpin
Dalam satu jamaah, pemimpin mempunyai amanah dan beban yang sangat berat. Tanggung jawab pemimpin menjadi besar dan berat karena semakin banyaknya jumlah anggota jamaah, semakin banyak pula anggota yang harus diprogramkan menerima dakwah. Selain itu, disebabkan semakin kompleksnya persoalan dunia Islam dan saling berkait serta perlu ditangani dengan cepat. Setiap persoalan perlu usaha pemecahan yang serius, jihad, dan pengorbanan. Dan juga, karena hebatnya tantangan harakah islamiyyah yang masih terus menerus difitnah, diburu, ditekan, dan ditindas oleh musuh-musuh Islam. Ditambah ancaman yang silih berganti serta karakter tahap dakwah yang sedang dilalui.
Sedangkan amanah pimpinan sangat berat karena ia bertanggung jawab memberi arahan kepada setiap anggota dalam menjalankan langkah-langkah gerakan dan mencapai hasil di bidang dakwah. Produktivitas yang dihasilkan atas usaha jamaah juga besar, yaitu mewujudkan kebaikan sebab tegaknya Dinullah di bumi. Selain itu, panjangnya jalan dakwah dan banyaknya rintangan, onak duri dan lika-likunya. Semua butuh kebijakan pemimpin dalam menghadapi, melindungi barisan, dan menebar kesabaran serta ketahanan. Diharapkan, dengan menyadari amanah dan beban pimpinan tersebut kita semua bisa mempersiapkan diri secara matang untuk menerima amanah tersebut.
C. Hal-Hal yang Membantu Terlaksananya Tugas Pimpinan
Yang perlu diperhatikan pimpinan dalam melaksanakan tugasnya, antara lain :
- Ikhlas karena Alloh semata, selalu benar dan jujur kepada-Nya.
- Peka terhadap pengawasan dan penjagaan Alloh.
- Memohon pertolongan dan perlindungan Alloh dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya.
- Pimpinan harus memiliki rasa tanggung jawab besar yang mendorognya selalu menjaga diri dalam memegang amanah.
- Memberikan perhatian yang cukup kepada masalah tarbiyah, persiapan kader, dan calon pengganti.
- Terjalinnya kasih sayang dan ukhuwah yang tulus di kalangan anggota jamaah, khususnya antara anggota dan pimpinan.
- Pimpinan harus benar-benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan-persiapan sesuai kemampuan dan pandai membagi tugas penting kepada anggota jamaah yang mampu memikulnya. Serta memberi petunjuk agar tugasnya berjalan rapi dan terlaksana dengan baik.
- Pimpinan di tingkat cabang atau daerah dan setiap anggota harus merasakan beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan pusat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
- Pimpinan harus membangkitkan harapan, bersungguh-sungguh menyalakan tekad dan mengukuhkan cita-cita jamaah. Kekuatan kita adalah dakwah Alloh, tujuan kita murni, terbebas dari keuntungan pribadi, dan ketergantungan kita hanya pada pertolongan Alloh.
D. Keanggotaan dan Tuntutannya
a.) Persyaratan Pokok Seorang Aktivis, antara lain :
- Memahami benar arti komitmennya terhadap Islam.
- Mengenali tahapan dakwah yang sedang dijalaninya dengan segala tuntutannya.
- Meyakini bahwa kembali pada Kitabullah dan Assunah secara benar dan serius akan menyelamatkan umat Islam dari krisis sekarang ini.
- Yakin akan kewajibannya membangkitkan iman dalam jiwa manusia.
- Mengetahui sejelas-jelasnya bahwa amal usaha menegakkan Daullah Islamiyyah adalah kewajiban seorang muslim dan muslimah.
- Mengetahui bahwa dasar Islam adalah kesatuan kata dan shaff.
- Dalam memilih jamaah adalah karena kesadaran sendiri, bukan paksaan, berpura-pura tenggang rasa atau karena kepentingan lain.
- Mengetahui bahwa amal jamai memiliki syarat dan keiltizaman yang harus dimengerti.
- Dasar beramal dalam gelanggang ini hanya karena Allah.
- Menyadari pengawasan Alloh dan mempersiapkan segalanya untuk akhirat.
b.) Beberapa Keharusan dan Perilaku Anggota yang Harus Ditegakkan, antara lain :
- Meyakini amal jamai dengan segala tuntutannya dan berusaha menjadi seorang muslim yang teguh.
- Mengetahui segala ketentuan jamaah secara mendalam.
- Melengkapi diri dengan kemampuan dan kelayakan agar menjadi tenaga yang efektif, kuat, dan baik.
- Menyerahkan hidupnya untuk berjuang ikhlas karena Alloh.
- Harus beriltizam dengan pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh, serta dengan gerakan dan seluruh langkahnya yang telah ditentukan jamaah untuk mewujudkan tujuannya yang agung.
- Berani menempatkan diri di barisan jihad.
- Berkewajiban melatih diri agar mudah berkorban di jalan Alloh.
- Menyadari bahwa dia berkedudukan strategis. Sehingga ia tidak meninggalkan dakwah sekehendaknya.
- Membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan jamaah. Karena percaya penuh pada pimpinannya.
- Setiap muslim dalam jamaah dituntut mempergiat mekanisme saling mewasiati dan menasihati dalam kebenaran.
- Harus bersungguh-sungguh memperbaiki komunikasi dan hubungan sesama aktivis amal Islam.
- Wajib menjaga waktunya dengan serius, berdisiplin, seluruh urusannya rapi, berguna bagi sesama, mujahid bagi dirinya, waspada terhadap godaan harta, istri, dan perhiasan dunia lainnya.
- Tidak boleh pesimis dan putus asa ketika menderita kekalahan di medan jihad menentang musuh
- Harus menghiasi dirinya dengan akhlak Islam dan menjauhi segala macam budi pekerti buruk dan sifat-sifat lain yang dilarang Islam.
E. Aturan dan Adab Pergaulan Pimpinan dan Anggota
a.) Saling menghormati dan menghargai.
b.) Memelihara adab dalam pergaulan dan pembicaraan.
c.) Saling mempercayai dan berbaik sangka.
d.) Saling menasihati.
e.) Saling mencintai dan bersaudara.
f.) Mempererat hubungan antara pemimpin dan anggota.
g.) Tunduk di bawah hukum Alloh.
h.) Mengkaji berbagai harakah dan mengembangkan pengalaman.
F. Sistem dan Peraturan
Sistem dan peraturan amal jamai perlu dijelaskan terutama yang berkaitan dengan pandangan, panduan, dan pengertian yang harus diperhatikan pimpinan dan anggota, antara lain:
- Menyusun peraturan dan mekanisme kerja yang berada dalam kerangka dasar Islam.
- Seluruh sistem dan peraturan harus dipandang sebagai sarana dan alat untuk mengatur gerakan dan kerja.
- Tujuan dibentuk aturan dan sistem kerja ini adalah terbentuknya bidang gerakan, kelengkapan, dan lembaga-lembaga efektif yang diperlukan.
- Peraturan harus mencakup cara perbaikan bagi setiap kelalaian dan kesalahan.
- Hitungkan kemampuan, kelaikan, serta kejujuran.
- Dalam penyusunan sistem dan peraturan perlu diperhitungkan keluwesan untuk memudahkan jamaah bergerak dan meraih keberhasilannya.
G. Pengendalian Pertemuan-Pertemuan
Masalah pertemuan perlu ada panduan agar membawa kebaikan dan produktivitas pertemuan. Antara lain :
- Amal usaha dakwah adalah ibadah.
- Awal pertemuan sebaiknya diawali dengan dzikir, tenang, dan meminta perlindungan Alloh.
- Mempersiapkan sebelum pertemuan segala sesuatu yang dibutuhkan.
- Setiap anggota bersungguh-sungguh menghadiri tepat waktu.
- Perlu ditentukan agenda pertemuan dan pimpinan harus bijak menjaga waktu agar agenda terlaksana sesuai waktunya.
- Tidak memotong pembicaraan orang lain, dengan mengangkat tangan lalu berbicara setelah dipersilakan.
- Pertemuan tidak terlalu lama hingga meletihkan otak.
- Keputusan yang diambil dengan suara terbanyak.
- Sebelum ditutup, hendaknya hasil sidang dibacakan ulang dan ditetapkan waktu serta pertemuan yang akan datang.
0 komentar:
Posting Komentar