Oleh Arsanti Aradea (Kepala Departemen Kajian Strategis Aksi dan Advokasi KAMMI Untirta Kabinet Batu Bata Peradaban)
Kau dengarkan orang-orang yang menangisSebab hidupnya dipacu nafsu
Kau rasakan sakitnya orang-orang yang tertindas
Oleh derap sepatu pembangunan
Kau lihatlah pembantaian
Demi kekuasaan yang secuil
Kau tahukah alam yang kesakitan
Lalu apa yang akan kau suarakan
Apa kabar suata hati
Itualah dua bait lagu yang tak asing lagi yang sering kita dengar, musisi Iwan Fals dengan penuh syahdu membawakannya, yang berjudul “Suara Hati”. Tak ayal lagi bahwa suara hati merupakan instrument penting bagi seorang pemimpin. Suara hati yang lahir dari qalbu (hati) yang bersih. Yang berasal dari cahaya diatas cahaya. (QS. An-Nur:35). Berbicara seorang pemimpin, pemilukada merupakan salahsatu “rahim” untuk melahirkan Pemimpin yang diharapkan.
Lahirnya Undang-Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung seakan menjadi suntikan baru bagi partisipasi politik masyarakat. Pemilihan kepala daerah langsung memberikan warna tersendiri dalam berdemokrasi di Indonesia dengan menyertakan rakyat secara langsung untuk menentukan pemimpinnya sendiri di tingkat lokal/daerah. Euphoria pun dirasakan oleh masyarakat Kota Serang dimana perhelatan akbar Kota Serang sebentar lagi akan digelar. Bagaimana tidak karena pemilukada menjadi titik awal bagaimana roda pemerintahan berjalan nantinya, tentu ini sangat bergantung pada sosok pemimpinyang terpilih untuk periode 2013-2018 mendatang.
Pemilukada Kota Serang menguras dana sebesar 12 M dengan menyuguhkan lima calon walikota Serang. Tb. Chaerul Jaman-Sulhi Choir memperoleh nomor urut 1. Sementara Wahyudin Djahidi-Iif Fariudin nomor urut 2.Selanjutnya, Fadli-Purworubiono nomor urut 3, Agus-Harto nomor urut 4, dan Tb.Delly-Agus Wahyu Wardana memperoleh nomor urut 5. Genderang pesta rakyat berupa kampanye telah ditabuh pertengahan Agustus kemarin, masing-masing kandidat memamerkan kekuatannya. Namun yang terpenting sebenarnya bukan itu, bagaimana mereka memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
Kota Serang yakni ibu kota provinsi Banten tentu memikul beban berat yang lebih dari kota-kota lainnya yang ada di Provinsi Banten, bagaimana kemudian Kota Serang bisa menjadi Kota percontohan yang baik. Dengan segudang permasalahannya, Kota Serang butuh pemimpin yang peka dan berkarakter dan harus menjadi pemimpin yang bisa diharapkan rakyatnya. Dia bukan sosok utopis yang kerap digambarkan secara mistis sebagai “ratu adil” atau “satriyo pingit” dan lain sebagainya. Ia adalah sosok riil yang hidup dan berkarya di tengah kehidupan masyarakat, yang merasakan detak persoalan keseharian di dalam kehidupan nyata. Bukan sosok yang dikirim di negeri dongeng.
Dia bukanlah sosok yang berada di menara gading yang tidak tersentuh oleh masyarakat, bahkan Al-Quran memberikan gambaran sosok kenabian adalah sosok yang dekat dan riil:
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaum mu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah: 128)
Karena pemimpin itu harus ditaati dan dengan menaatinya berarti seorang muslim menjalankan perintah Allah danRasul-Nya, maka harus dipastikan bahwa ia layak dan pantas untuk ditaati dan membawa mereka pada kehidupan yang lebih baik.
Dari beberapa pendapat Imam Syafi’I, Imam Al-Mawardi, Imam An-Nawwi dapat kita pahami bahwa beberapa syarat yangharus dipenuhi pada seorang pemimpin yang wajib ditaati oleh kaum muslimin itu adalahsebagai berikut.
1. Muslim
Syaratini mutlak untuk dipenuhi, karena maksud dari penyelenggaraan Negara dalam Islam adalah menegakkan syariat dan menebarkan dakwah agar manusia mentauhidkan Allah.
2. Mukallaf
Karena berpolitik (memimpin) itu merupakan ibadah maka sebagaimana ibadah-ibadahlainnya, ia hanya diterima dari muslim yang mukallaf, yaitu muslim yang sudahdapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum, baik dalam konteks ibadah vertikalkepada Allah maupun dalam konteks bermuamalah.
3. Merdeka
Dalam konteks ini, merdeka secara hukum, politik, sosial atau ekonomi. Ia tidak menjadi budak bagi pihak lain. Sebab jika ini terjadi maka ia tidak akan bekerja untuk kepentingan rakyatnya tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri, setelah terpilih mereka tidak dapat independen. Kebijakan-kebijakan banyak dipengaruhi oleh kepentingan para suporternya.
4. Alim (berilmu)
Semua sepakat bahwa pemimpin itu harus berilmu, karena pemimpin dituntut untuk memberikan kebijakan dan solusi yang tepat atas problem yang dihadapi oleh masyarakatnya. Bila tidak berilmu, maka kebijakan-kebijakan yang ada nantinya hanya akan memberikan masalah baru dan kerusakan.
5. Pemberani
Pemimpin yang berani dan tegas dalam mengambil keputusan, berani melakukan tindakan, berani menanggung resiko, berani berkorban dan berani mempertanggungjawabkan keputusan dan pernyataannya. Pada saa titulah, terlahir kekuatan dahsyat yang dapat dijadikan sebagai modal untuk meraih kemenangan. Tentu sifat-sifat ini tidak bisa hadir kecuali jika ia dekat dengan Allah dan memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam terhadap permasalahan yang ada.
Tinggal menghitung hari, pesta rakyat itu akan dilaksanakan. Lalu adakah calon-calon diatas yang memenuhi kriteria tersebut? Atau minimal mendekati? Tersimpan harapan besar kami, rakyat jelata pada tuan-tuan yang akan memimpin nanti. Dimana tuan lebih mencintai kami, rakyatnya daripada diri Anda sendiri.
Terakhir dalam tulisan ini saya ingin mengutip pidato politik yang disampaikan Abu Bakar As-Siddiq setelah terpilih meneruskan Rasulullah S.A.W
“ Wahai Sekalian manusia, aku telahdiangkat sebagai wali kalian padahal aku ini bukan yang terbaik bagi kalian. Untukitu, kalau aku berbuat baik maka bantulah aku, dan kalau aku kurang baik maka luruskanlah aku. Kejujuran itu adalah amanah, sedang dusta dalah khianat. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya tapi apabila aku maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada ketaatan bagiku atas kalian”
"Selamat memilih, pilihlah yang terbaik dari yang terjelek" :D dipetik dari diskusi tadi pagi (Seorang Guru Politik Berkata)
**Tulisan ini tanpa tendensi apapun, jikalau ada maka tendensi yang dimaksud adalah rasa cinta penulis untuk Kota Serang. Selamat berpemilukada ria. :)
Wallahualam bishawab
0 komentar:
Posting Komentar