Senin, 18 Februari 2013

Al-Qiyadah wal-Jundiyah

0 komentar
(buku: Fiqih Dakwah Mushthafa Masyur)



Islam tidak menghendaki kekalahan dan kelemahan umat dalam menghadapi musuh serta kenyataan. Karena itu, Islam mewajibkan umatnya bangkit dari kejatuhan, bergerak dan berjuang serta berkorban untuk mengembalikan eksistensi yang hakiki.

A. Kewajiban Beramal Jama’i
Islam sama sekali tidak menghendaki kelemahan umatnya dan ketakutan pada musuh, maka ia mewajibkan umatnya bangkit dari kejatuhan. Setiap muslim wajib berusaha mewujudkan dan menegakkan kembali Daulah Islamiyah ‘Alamiyyah, suatu negara Islam yang bersifat internasional. Oleh karena itu perjuangan melalui amal jama’i harus rapi dan kokoh. Amal jama’i telah dicontohkan rosulluloh sejak dulu sebagai salah satu prinsip gerakan islam.

Dalam pergerakannya, satu jamaah tidak mungkin bergerak tanpa pemimpin yang mengatur seluruh gerakannya, menentukkan tujuan dan sasaran serta saran, mengawasi dan mengontrol pelaksanaan programnya serta menghapus perselisihan yang timbul. Oleh karena itu anggota jama’ah harus taat dan mengikuti arahannya.

Pemimpin ibarat kepala bagi tubuh. Ia merupakan lambang kekuatan, persatuan, keutuhan, dan disiplin shaff. Rosululloh juga mengingatkan agar tidak memberikan jabatan tertentu kepada orang yang memintanya dengan ambisius. Sebab jabatan dalam dakwah bukan seperti jabatan dalam urusan keduniaan, pemerintahan atau oragnisasi lain yang hanya mengejar jabatan, kekuasaan, pengaruh, harta dan sebagainya. Pimpinan dalam jamaah adalah amanah dan tanggung jawab yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh SWT di hari kiamat.

Hasan Al-Banna mengatakan, “Kedudukan pimpinan dalam dakwah Ikhwanul Muslimin adalah sebagai ayah dalam kaitan hati, sebagai guru dalam kaitan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, sebagai syaikh dalam kaitan pendidikan ruhani dan sebagai pimpinan dalam mengendalikan policy umum dakwah. Dakwah kita memadukan semua pengertian tersebut.”

Pimpinan dan anggota memiliki hubungan timbal balik. Seberapun kuat pemimpinnya namun anggotanya lemah, ia tetap tidak bisa menjalankan programnya secara optimal. Sebaliknya, sekuat apapun anggotanya namun pemimpinnya lemah, memungkinkan penggantian pimpinan dan pemilihan baru dari kalangan mereka sendiri.

Rosululloh mendidik generasi muslim pertama dengan Al Quran di madrasahnya. Mereka menjadi tiang dan fondasi kuat bagi tegaknya Daulah Islamiyah. Imam Hasan Al-banna pun menerapkan manhaj dan uslub ini dengan tujuan mempersiapkan anggota jamaah yang berangsur-angsur melalui tahap pengenalan, pembentukan, dan pelaksanaan. Ia menetapkan ciri muslim yang mesti dipersiapkan yaitu muslim yang lurus aqidahnya, benar ibadahnya, berakhlak mulia, mampu bergerak dan berjuang, disiplin dalam segala hal, menjaga waktunya, bermujahadatunnafs, dan memiliki faktor asasi sebagai pejuang muslim.

B. Amanah dan Tanggung Jawab Pemimpin
Dalam satu jamaah, pemimpin mempunyai amanah dan beban yang sangat berat. Tanggung jawab pemimpin menjadi besar dan berat karena semakin banyaknya jumlah anggota jamaah, semakin banyak pula anggota yang harus diprogramkan menerima dakwah. Selain itu, disebabkan semakin kompleksnya persoalan dunia Islam dan saling berkait serta perlu ditangani dengan cepat. Setiap persoalan perlu usaha pemecahan yang serius, jihad, dan pengorbanan. Dan juga, karena hebatnya tantangan harakah islamiyyah yang masih terus menerus difitnah, diburu, ditekan, dan ditindas oleh musuh-musuh Islam. Ditambah ancaman yang silih berganti serta karakter tahap dakwah yang sedang dilalui.

Sedangkan amanah pimpinan sangat berat karena ia bertanggung jawab memberi arahan kepada setiap anggota dalam menjalankan langkah-langkah gerakan dan mencapai hasil di bidang dakwah. Produktivitas yang dihasilkan atas usaha jamaah juga besar, yaitu mewujudkan kebaikan sebab tegaknya Dinullah di bumi. Selain itu, panjangnya jalan dakwah dan banyaknya rintangan, onak duri dan lika-likunya. Semua butuh kebijakan pemimpin dalam menghadapi, melindungi barisan, dan menebar kesabaran serta ketahanan. Diharapkan, dengan menyadari amanah dan beban pimpinan tersebut kita semua bisa mempersiapkan diri secara matang untuk menerima amanah tersebut.

C. Hal-Hal yang Membantu Terlaksananya Tugas Pimpinan
Yang perlu diperhatikan pimpinan dalam melaksanakan tugasnya, antara lain :
  1. Ikhlas karena Alloh semata, selalu benar dan jujur kepada-Nya.
  2. Peka terhadap pengawasan dan penjagaan Alloh.
  3. Memohon pertolongan dan perlindungan Alloh dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya.
  4. Pimpinan harus memiliki rasa tanggung jawab besar yang mendorognya selalu menjaga diri dalam memegang amanah.
  5. Memberikan perhatian yang cukup kepada masalah tarbiyah, persiapan kader, dan calon pengganti.
  6. Terjalinnya kasih sayang dan ukhuwah yang tulus di kalangan anggota jamaah, khususnya antara anggota dan pimpinan.
  7. Pimpinan harus benar-benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan-persiapan sesuai kemampuan dan pandai membagi tugas penting kepada anggota jamaah yang mampu memikulnya. Serta memberi petunjuk agar tugasnya berjalan rapi dan terlaksana dengan baik.
  8. Pimpinan di tingkat cabang atau daerah dan setiap anggota harus merasakan beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan pusat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
  9. Pimpinan harus membangkitkan harapan, bersungguh-sungguh menyalakan tekad dan mengukuhkan cita-cita jamaah. Kekuatan kita adalah dakwah Alloh, tujuan kita murni, terbebas dari keuntungan pribadi, dan ketergantungan kita hanya pada pertolongan Alloh.

D. Keanggotaan dan Tuntutannya

a.) Persyaratan Pokok Seorang Aktivis, antara lain :
  1. Memahami benar arti komitmennya terhadap Islam.
  2. Mengenali tahapan dakwah yang sedang dijalaninya dengan segala tuntutannya.
  3. Meyakini bahwa kembali pada Kitabullah dan Assunah secara benar dan serius akan menyelamatkan umat Islam dari krisis sekarang ini.
  4. Yakin akan kewajibannya membangkitkan iman dalam jiwa manusia.
  5. Mengetahui sejelas-jelasnya bahwa amal usaha menegakkan Daullah Islamiyyah adalah kewajiban seorang muslim dan muslimah.
  6. Mengetahui bahwa dasar Islam adalah kesatuan kata dan shaff.
  7. Dalam memilih jamaah adalah karena kesadaran sendiri, bukan paksaan, berpura-pura tenggang rasa atau karena kepentingan lain.
  8. Mengetahui bahwa amal jamai memiliki syarat dan keiltizaman yang harus dimengerti.
  9. Dasar beramal dalam gelanggang ini hanya karena Allah.
  10. Menyadari pengawasan Alloh dan mempersiapkan segalanya untuk akhirat.
b.) Beberapa Keharusan dan Perilaku Anggota yang Harus Ditegakkan, antara lain :
  1. Meyakini amal jamai dengan segala tuntutannya dan berusaha menjadi seorang muslim yang teguh.
  2. Mengetahui segala ketentuan jamaah secara mendalam.
  3. Melengkapi diri dengan kemampuan dan kelayakan agar menjadi tenaga yang efektif, kuat, dan baik.
  4. Menyerahkan hidupnya untuk berjuang ikhlas karena Alloh.
  5. Harus beriltizam dengan pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh, serta dengan gerakan dan seluruh langkahnya yang telah ditentukan jamaah untuk mewujudkan tujuannya yang agung.
  6. Berani menempatkan diri di barisan jihad.
  7. Berkewajiban melatih diri agar mudah berkorban di jalan Alloh.
  8. Menyadari bahwa dia berkedudukan strategis. Sehingga ia tidak meninggalkan dakwah sekehendaknya.
  9. Membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan jamaah. Karena percaya penuh pada pimpinannya.
  10. Setiap muslim dalam jamaah dituntut mempergiat mekanisme saling mewasiati dan menasihati dalam kebenaran.
  11. Harus bersungguh-sungguh memperbaiki komunikasi dan hubungan sesama aktivis amal Islam.
  12. Wajib menjaga waktunya dengan serius, berdisiplin, seluruh urusannya rapi, berguna bagi sesama, mujahid bagi dirinya, waspada terhadap godaan harta, istri, dan perhiasan dunia lainnya.
  13. Tidak boleh pesimis dan putus asa ketika menderita kekalahan di medan jihad menentang musuh
  14. Harus menghiasi dirinya dengan akhlak Islam dan menjauhi segala macam budi pekerti buruk dan sifat-sifat lain yang dilarang Islam.
E. Aturan dan Adab Pergaulan Pimpinan dan Anggota

a.) Saling menghormati dan menghargai.
b.) Memelihara adab dalam pergaulan dan pembicaraan.
c.) Saling mempercayai dan berbaik sangka.
d.) Saling menasihati.
e.) Saling mencintai dan bersaudara.
f.) Mempererat hubungan antara pemimpin dan anggota.
g.) Tunduk di bawah hukum Alloh.
h.) Mengkaji berbagai harakah dan mengembangkan pengalaman.

F. Sistem dan Peraturan
Sistem dan peraturan amal jamai perlu dijelaskan terutama yang berkaitan dengan pandangan, panduan, dan pengertian yang harus diperhatikan pimpinan dan anggota, antara lain:
  1. Menyusun peraturan dan mekanisme kerja yang berada dalam kerangka dasar Islam.
  2. Seluruh sistem dan peraturan harus dipandang sebagai sarana dan alat untuk mengatur gerakan dan kerja.
  3. Tujuan dibentuk aturan dan sistem kerja ini adalah terbentuknya bidang gerakan, kelengkapan, dan lembaga-lembaga efektif yang diperlukan.
  4. Peraturan harus mencakup cara perbaikan bagi setiap kelalaian dan kesalahan.
  5. Hitungkan kemampuan, kelaikan, serta kejujuran.
  6. Dalam penyusunan sistem dan peraturan perlu diperhitungkan keluwesan untuk memudahkan jamaah bergerak dan meraih keberhasilannya.
G. Pengendalian Pertemuan-Pertemuan
Masalah pertemuan perlu ada panduan agar membawa kebaikan dan produktivitas pertemuan. Antara lain :
  1. Amal usaha dakwah adalah ibadah.
  2. Awal pertemuan sebaiknya diawali dengan dzikir, tenang, dan meminta perlindungan Alloh.
  3. Mempersiapkan sebelum pertemuan segala sesuatu yang dibutuhkan.
  4. Setiap anggota bersungguh-sungguh menghadiri tepat waktu.
  5. Perlu ditentukan agenda pertemuan dan pimpinan harus bijak menjaga waktu agar agenda terlaksana sesuai waktunya.
  6. Tidak memotong pembicaraan orang lain, dengan mengangkat tangan lalu berbicara setelah dipersilakan.
  7. Pertemuan tidak terlalu lama hingga meletihkan otak.
  8. Keputusan yang diambil dengan suara terbanyak.
  9. Sebelum ditutup, hendaknya hasil sidang dibacakan ulang dan ditetapkan waktu serta pertemuan yang akan datang.
Continue reading >>

Jumat, 15 Februari 2013

Belajar dan Sharing, Menghasilkan Semangat Luar Biasa

0 komentar


Kamis, 7 Februari 2013 di Gedung A lantai 2. KAMMI Komisariat Untirta kedatangan tamu jauh, subhanallah, KAMMI Komisariat Uhamka mampir ke Serang untuk bersilaturahim ke beberapa Komisariat di Serang Banten, dan Untirta menjadi pilihan Komisariat pertama bagi teman-teman Uhamka.

"Subhanallah, banyak ya kadernya" adalah kata awal yang terngiang saat bertemu dan berjabat tangan dengan kawan jauh ini. Padahal yang dateng baru beberapa saja, salah satu faktornya karena masih banyak kader KAMMI Untirta yang liburan ke kampung halamannya, karena masa liburan belum usai. Akhirnya semua pun duduk dan bersama-sama berdiskusi juga sharing mengenai pergerakan di tiap komsat.

Salut terasa saat kami mendengar kisah dari KAMMI Komisariat Uhamka yang kuar biasa dalam dakwah. Sedikit cerita tentang kondisi di Uhamka yang tidak diperkenankannya Organisasi eksternal berlenggang bebas di kampus, malah sampai harus sembunyi-sembunyi dalam bergerak. Namun itu tak melunturkan semangat mereka, malah menjadi semangat dan tekad yang menumpuk untuk terus berusaha membangun pondasi pergerakan dakwah dan menjadi Muslim Negarwan yang tangguh tanpa berpikir akan punah, subhanallah.

Banyak lagi yang kami bagi saat adanya pertemuan ini, kami sangat senang atas kehadiran kawan seperjuangan ini, karena sharing santai ini sebagai bahan pembelajaran untuk kami dalam bergerak, bahwa disetiap tempat akan mendapatkan situasi kondisi dan problem yang berbeda-beda. Keyakinan dan tekad menjadi yang tertanam dalam peradaban kesungguhan berdakwah. Luruskan niat pun menjadi suatu kesungguhan untuk meningkatkan kualitas pergerakan.

Semoga silaturahim ini tak menjadi akhir, dan mudah-mudahan akan banyak lagi pertemuan atau kunjungan dari teman-teman KAMMI Komisariat lain di Indonesia ke Komisariat Untirta, begitupun sebaliknya. Agar ukhuwah kan terus terjalin bagi kita semua, Insya Allah :)

Wallahu'alam bi showab...


(red: hst./humas)
Continue reading >>

Yuk, Daftar Pelatihan Design Grafis bersama Humas KAMMI Komisariat Untirta

1 komentar


Spesial untuk kamu kader KAMMI Untirta terbaik yang ingin lebih kreatif, inovatif dan keren dalam membuat berbagai macam selebaran dengan design sendiri. Pasti senang dan bangga jika design kita terpampang dimana-dimana dan dinikmati banyak orang, sebagai minat visual banyak orang dalam membaca.

Kali ini Humas KAMMI menyajikan secara FREE untuk teman-teman semua yang mau ikut bergabung dalam pelatihan design ini yang akan dilaksanakan rutin selama 3 bulan. Kita akan banyak belajar mengenai tehnik design mulai dari mengenal tools dari program yang akan kita pakai hingga membuat secara langsung berbagai design seperti pamflet, leaflet, brosur, buletin, baligho, spanduk, logo, kartun, de el el. Kali ini kita akan menggunakan program corelDraw, program grafis yang dikenal untuk membuat dari awal sebuah gambar hingga jadi dan terlihat indah dengan pencampuran warna yang sepadan.

So, tunggu apa lagi? Ayo guys, daftar menjadi peserta Pelatihan Design Grafis. Klik disini untuk daftar.
Continue reading >>

Kamis, 14 Februari 2013

VALENTINE, KENAPA NGGAK?

0 komentar



Udah pada heboh kan mas and mba bro mahasiswa seantero Untita? “Hari ini tanggal 14 Februari lagi, hari Valentine nih!!Itulah kata-kata yang ramai melekat di pendengaranku akhir-akhir ini. Entah sesuatu yang dirasa special oleh sebagian muda-mudi yang punya pasangan begitu sangat antusias memperingati hari itu… ini yeh, aku  kasih tau sama kalian sejarah Valentine itu gimana.....


SEJARAH VALENTINE DAY

Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya: 

Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala. Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. 

Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu. 

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara
tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur. Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG??

Nah akhirnya kita taukan bagaiman kisah sejarah Valentine’s Day tidak lain bersumber dari paganism orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang. Lalu kenapa kita masih juga menyambut hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat kebiasaan? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri muslim – yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain.

Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya? (QS. Al-Isra’ [17]: 36).

Tuh kan, serem yah sejarahnya… kira kira ketika kalian sudah mengetahui sejarahnya apakah kalian akan tetap  mengikuti dan merayakanya? Padahal kalo kita mengikuti berarti kita berpartisipasi untuk menghancurkan karakter kita sendiri sebagai pribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keislaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan. Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya. Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Valentine kenapa nggak kita tinggalin jauh-jauh? Valentine kenapa ngga kita hapus dari kamus seorang muslim?

Wallahu’alam bi showab



By :
Lufi Luhfia Komala
Kadept. Kemuslimahan
KAMMI Komisariat Untirta 2012-2013 Kabinet Batu Bata Peradaban
Continue reading >>

Minggu, 10 Februari 2013

Simpan Narkoba, Ketua KNPI Kota Serang Ditangkap

0 komentar
TEMPO.COSerang - Direktorat Reserse dan Narkoba Kepolisian Daerah Banten menangkap Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Serang Sonny Pawitan, 32 tahun. Alasannya, Sonny menyimpan dua kilogram ganja, 2,36 gram sabu-sabu dan alat penghisap sabu-sabu.

Kepala Sub Direktorat Reserse dan Narkoba Polda Banten Ajun Komisaris Besar Jeri Marpaung mengatakan Sonny ditangkap bersama rekannya berinisial AW, 34 tahun, pada Kamis 7 Februari 2013 sekitar 15.30 WIB di rumah Sonny di Jalan Jayadiningrat, NO.14, Lingkungan Kaujon, Kelurahan Serang, Kota Serang.

Polisi juga menggeledah rumah SN untuk mencari barang bukti lainya. Dalam penggeledahan itu, polisi menemukan 4 paket ganja ukuran sedang dengan berat 330 gram, dua paket sabu-sabu dengan berat 2,33 gram yang ada di dalam kamar Sony. Kedua tersangka itu dikenakan pasal 111 ayat 2 subsider pasal 114 ayat (2) junto pasal 132 ayat (1) UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika. "Ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun penjara," kata Jerry Marpaung, Jumat, 8 Februari 2013.

Sony menuturkan pelaku mendapatkan barang tersebut dari CM, yang masih buron. "Menurut kedua tersangka barang itu milik seseorang yang berinisial CM, kami masing mengembangkannya," katanya.

Saat ekspos, kedua tersangka tidak dihadirkan dengan alasan sakit. Menurutnya, pemeriksaan terhadap dua tersangka itu belum bisa dilanjutkan karena keduanya sedang sakit. "Saat penyidikan keduanya sakit dan sedang mendapatkan perawatan di rutan Polda Banten. Jadi kami tidak bisa paksakan," katanya.

Jerry mengatakan, penangkapan kedua tersangka berawal dari informasi akan ada transaksi narkoba di rumah tersebut. Menerima informasi itu, tim dari Direktorat Reserse dan Narkoba Polda Banten langsung melakukan pengintaian di lokasi. 


(tempo/wu.)
Continue reading >>
 

KAMMI Komisariat Untirta - Copyright  © 2012 All Rights Reserved | Design by OS Templates Converted and modified into Blogger Template by BTDesigner | Back to TOP